DOWN TO EARTH

Jujur bagi rakyat adalah harapan banyak orang dan selalu dinanti-nantikan. Sangatlah gampang menebak suatu keniscayaan dari janji seorang pemimpin yang seakan-akan “membumi” dan masuk di hati sanubari rakyat. Kecurigaan akan muncul di benak orang disaat kejujuran muncul di awal dengan hanya ungkapan saja, namun berbeda dalam tindakan. Sangat mudah sesorang untuk berekspresi pada yang terbuka dan jujur (down to earth), semua terlayani dengan baik dan benar. Tidak ada yang ditutupi demi kebaikan, tetapi kebenaran menjadi pendamping kebaikan.

Banyak orang berpendapat kejujuran bagi politikus adalah suatu kemustahilan. Fatsun politik berlaku bila pihak-pihak yang terlibat dalam suatu “bisnis” politik memperoleh “deal” yang sepadan. Lebih sedikit dan kurang sedikit sangat ditolerir dalam “bisnis” politik. Bisnis di sini diartikan sebagai aktifitas atau darah dalam politik. Mengapa demikian ? Karena “bisnis” politik sangat hidup. “Bisnis” politik sangat mempengaruhi berbagai “deal-deal” lainnya. Bahkan “the real business” pun bisa macet atau langgeng karenanya.

Keterbukaan dalam hal apapun dalam kebanyakan kultur di Indonesia sangat sulit di ungkapkan; ada hal-hal yang “tidak terbuka” di samarkan dengan harapan pasti dimengerti dan nanti dianggap tidak menjadi “unpolite” atau tidak etis jika akan menyampaikan maksud sesungguhnya. Ketidak terbukaan ini membawa suatu kesan yang tidak tegas atau konsisten, dan bisa menjadi milik seorang yang sangat kawakan dalam mengendalikan sesuatu. Sangat banyak pikiran dan tenaga terkuras untuk ini, dan membuat “hitam putih” menjadi “abu-abu”. Putih pun tidak, hitam pun tidak. Ternyata sikap ini sangat tercermin dalam berbagai norma dan aturan yang dimunculkan dalam hampir semua aturan di negeri ini. Tidak sedikit orang yang awam dalam hukum, cukup bingung dengan kondisi tersebut, bahkan kadang terkesima. Komentarnya sering menyebut, sebenarnya belum banyak yang berubah. Namun di sisi lain para ahli hukum menyebut sudah banyak yang berubah, meski belum merata.

Pertanyaannya apakah semua pemimpin sudah berjalan menapaki bumi ini dengan mantap dan percaya diri dan sudah melihat rakyat dengan mata terbuka. Sudahkah bertanya apakah yang akan kami perbuat untukmu bangsaku ? Mari kita duduk bersama dan berbuat sesuatu untuk negeri ini. [dari Makmur untuk semua]

 

Tinggalkan komentar